Saturday, June 18, 2011

KISI KISI ASSESSMENT INSTRUMENT

1.  Sebutkan secara sederhana fungsi Instrumentasi pada suatu proses industry.
Instrumentasi dalam dunia industry dipakai utk mengetahui dan mengatur suatu proses Variable sehingga bisa disamakan dengan panca indra dan otak manusia. Ada 4 fungsi Instrumentasi yaitu:
-  sebagai alat ukur: Untuk memonitor kondisi operasi melalui variable proses yang mempengaruhi jalannya operasi seperti tekanan, jumlah aliran, temperature, level, viskositas, Vibrasi dll
- Alat Control: Untuk mengendalikan jalannya pengoperasian agar variable proses selalu sesuai dengan harga yang diinginkan.
- Sebagai alat safety: Untuk mencegah kerusakan pada peralatan dan mencegah kecelakaan pada manusia (Operator dll)
-Sebagai alat Analisa: untuk memeriksa produk apakah sudah memenuhi spesifikasi tertentu seperti yang diinginkan.
2.  Apa yang dimaksud dengan range?
- Daerah antara batas ukur terendah sampai tertinggi  suatu alat pengukuran yang besarannya diukur, diterima atau dikirimkan.
3.  Apa yang dimaksud dengan sensitivity.
-  Perbandingan antara gerakan yang linier penunjukan (pointer) pada alat instrument pengukur dengan perubahan variable yang diukur .
4. Sebuah controller membuka 33% berapa mA yang harus diberikan I/P?
-  (33/100x16) +4= 9.28 mA
5. Sebutkan 3 aksesories Control Valve.
- 1. Transducer
-2. Positioner
-3. Regulator
6. Sebutkan component utama dari Actuator.
- Diaphragm, Spring dan Shaft
7.  Gambarkan symbol dari PCV


8. Apa fungsi thermocouple
- Adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengukur suhu dari media yang diukur seperti Liquid, Gas atau Peralatan.
9. Jelaskan apa yang dimaksud system close loop
- System pengaturan yang memiliki umpan balik (feed back) atau final element
10. Apa yang dimaksud dengan SPAN
-  SPAN (jarak ukur) adalah jarak antara batas ukur terendah sampai dengan jarak ukur tertinggi suatu alat ukur.
11. Gambarkan Logic AND


12. Gambarkan symbol Cylinder dari Control Valve



13. Apakah anti Surging Controller itu?
- Peralatan yang mengontrol recycle valve dan berfungsi utk menjaga serta mencegah compressor dari surging
14. Sebuah transmitter aliran dgn skala 0-10sqrt mengukur  50% dari range kalibrasi maka transmitter tersebut akan menunjukan berapa?
Diket.  Range 0-10 Square root
Dit.  Berapa penunjukan bila 50%
7.707
15. Sebutkan apa saja yang digunakan untuk mengukur level tanki terbuka.
-  Floater (pelampung), Delta Pressure, Pressure gauge, Level Glass (Gelas duga)  dan Rol meter.
16. Dalam pengukuran level yang sederhana alat instrument apa saja yang digunakan.
- Floater (Pelampung), Rol meter  dan Level Glass
17. Apa yang menyebabkan Controller pindah ke Back up?
- Suatu system yang menggunakan  redundancy Controller dimana Main controllernya mengalami kerusakan sehingga menyebabkan pengontrolan diambil alih oleh Back up controller.
18. Tuliskan Hukum Ohm.
V=I.R
19. Pada Spesifikasi disebutkan bahwa suatu peralatan analyzer menggunakan power 220VAC, 22 Watt. Berapa Ampere yang dibutuhkan?
V=P.I
22=220.I
I= 22/220=0.1A
20. Apa yang dimaksud dengan iso 14001?
- ISO 14001 adalah suatu standar internasional untuk Sistem Manajemen Lingkungan
21. Apa yang dimaksud dengan akurasi dari alat instrument?
- Ketelitian alat ukur dalam menunjukan Deviasi atau penyimpangan terhadap masukan yang diketahui.
22. Gambarkan P&ID system cascade.


23. Gambarkan P&ID system Close Loop control

24. Apa fungsi Flame Scanner pada Boiler
- Berfungsi untuk mendeteksi nyala api yang terjadi pada ruang pembakaran Boiler. Sinyal dari Flame Scanner dikirim sebagai indikasi atau sebagai interlock system
25. Gambarkan Logic NAND.


26. Apa yang dimaksud dengan intrinsically safet y instrument?
- Teknik perlindungan yang aman untuk peralatan elektronik di area eksplosif, factor cuaca (petir) dan dibawah kondisi operasi yang tidak teratur.
27. Apa yang diketahui tentang AWAS card dan apa kepanjangannya?
- Aware For Safety
28. Apa yang dimaksud dengan HIRA?
HAZARD IDENTIFICATION RISK  ASSESSMENT
 Suatu upaya yang sistematis dan terorganisir untuk mengidentifikasi dan menganalisa implikasi bahaya potensial yang terkait dengan pemrosesan atau penanganan bahan-bahan yang sangat berbahaya untuk mengevaluasi secara sistematis kemungkinan konsekwensi kecelakaan guna memberikan rekomendasi untuk mengurangi / mengendalikan resiko.

Sunday, June 12, 2011

penjelasan PLC

Pendahuluan

Programmable Logic Controllers (PLC) adalah komputer elektronik yang mudah digunakan (user friendly) yang memiliki fungsi kendali untuk berbagai tipe dan tingkat kesulitan yang beraneka ragam
Definisi Programmable Logic Controller menurut Capiel (1982) adalah : sistem elektronik yang beroperasi secara dijital dan didisain untuk pemakaian di lingkungan industri, dimana sistem ini menggunakan memori yang dapat diprogram untuk penyimpanan secara internal instruksi-instruksi yang mengimplementasikan fungsi-fungsi spesifik seperti logika, urutan, perwaktuan, pencacahan dan operasi aritmatik untuk mengontrol mesin atau proses melalui modul-modul I/O digital maupun analog.
Berdasarkan namanya konsep PLC adalah sebagai berikut :
1. Programmable, menunjukkan kemampuan dalam hal memori untuk menyimpan program yang telah dibuat yang dengan mudah diubah-ubah fungsi atau kegunaannya.
2. Logic, menunjukkan kemampuan dalam memproses input secara aritmatik dan logic (ALU), yakni melakukan operasi membandingkan, menjumlahkan, mengalikan, membagi, mengurangi, negasi, AND, OR, dan lain sebagainya.
3. Controller, menunjukkan kemampuan dalam mengontrol dan mengatur proses sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
PLC ini dirancang untuk menggantikan suatu rangkaian relay sequensial dalam suatu sistem kontrol. Selain dapat diprogram, alat ini juga dapat dikendalikan, dan dioperasikan oleh orang yang tidak memiliki pengetahuan di bidang pengoperasian komputer secara khusus. PLC ini memiliki bahasa pemrograman yang mudah dipahami dan dapat dioperasikan bila program yang telah dibuat dengan menggunakan software yang sesuai dengan jenis PLC yang digunakan sudah dimasukkan.
Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi secara umum dan secara khusus.
Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuensial Control. PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem (misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
3. Shutdown System
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori lalu menghasilkan sinyal keluaran untuk mengendalikan aktuator atau peralatan lainnya.

Teorinya

Programmable Logic Controller (PLC) pada dasarnya dirancang untuk menggantikan sistem logika yang menggunakan relay dan panel control logika yang menggunakan hard-wired dengan peralatan solid-state. Oleh karena itu hingga saat ini pengetahuan tentang rangkaian sistem logika dan relay tetap merupakan dasar yang sangat penting serta diperlukan untuk pemrograman dengan PLC. Keuntungan PLC dibanding dengan sistem logika konvensional terutama adalah mudah/ dapat diprogram, fleksibel, dan dapat dihandalkan.
            Programmable Logic Controller (PLC) menguji status input dan meresponnya, melakukan pengendalian proses, dan memberikan hasil pengendalian ke keluaran. Kombinasi dari data input dan output mengacu kepada logikanya. Beberapa kombinasi logika akan selalu dibutuhkan sebagai rencana pengendalian atau program pengendalian. Program pengendalian ini tersimpan dalam memory. Program tersebut secara periodik tertentu dijalankan oleh mikroprocessor.

Latar Belakang Programmable Logic Controller (PLC)
Programmable Logic Controller (PLC) pertama muncul di General Motors Holden pada tahun 1968 dengan garis-garis pedoman sbb:
-       Pemrograman harus mudah dan harus siap diubah dilokasi
-       Mudah merawat dan memperbaikinya lewat pemakaian plug yang ada di dalam modul dengan indikasi/ petunjuk status atau keadaan.
-       Mampu menerima 120 V AC signal input dari peralatan yang ada di lapangan
-       Output mampu mengoperasikan 120 V AC, 2 Amp.
-       PLC lebih dapat dipercaya dari pada relay atau timer
-       Mengurangi besarnya ukuran yang diperlukan untuk peralatan pengatur
-       Memory harus dapat dikembangkan hingga 4000 memory element
-       Hardware dapat dikembangkan
-       PLC harus dapat mengirim informasi ke komputer sentral.
-       Biaya harus lebih murah dari yang sistem yang konvensional
Dan pada tahun 1969 PLC pertama diinstalasi, dan ini dapat membuktikan perbaikan yang sangat besar dibandingkan dengan sistem logika yang berbasis relay. Dan peralatan ini (PLC) mudah untuk diinstalasi dan diprogram dan menggunakan tempat yang tidak besar dan juga lebih dapat dipercaya dibanding dengan sistem yang berbasis relay. Ada dua faktor besar dalam perancangan awal PLC sehingga menjadikan mereka sukses. Pertama adalah banyaknya digunakan komponen solid-state dan rangkaian elektronik, dan juga digunakannya modul-modul yang didesain untuk standar industri. Dan kedua adalah bahasa pemrograman yang dipilih menggunakan logika ladder listrik. Dan sekarang PLC berkembang sangat luas dan digunakan untuk berbagai industri yang sangat mementingkan melakukan otomatisasi terhadap proses yang berjalan.

Definisi PLC
Programmable Logic Controller (PLC) merupakan alat listrik dan elektronik yang dapat diprogram untuk mengontrol berbagai fungsi secara berurutan pada mesin-mesin atau sistem listrik. PLC mengumpulkan informasi melalui input, memeriksa program, kemudian mengatur output sesuai dengan hasil yang diperoleh sebelumnya, seperti yang terlihat pada Gbr skematik
Definisi PLC menurut NEMA (National Electrical Manufacturer's Association) adalah: Peralatan elektronik yang bekerja secara digital yang menggunakan memory yang bisa diprogram untuk menyimpan instruksi internal guna menerapkan fungsi-fungsi khusus, seperti logic, sequencing, pengukuran waktu, penghitungan, dan aritmatik, untuk mengontrol modul-modul input/ output secara analog atau digital, berbagai jenis mesin atau proses. Komputer digital yang digunakan untuk mengerjakan fungsi-fungsi controller yang dapat diprogram dianggap termasuk di dalam bagian ini.





  


Sistem pengendalian pada PLC


Programmable Logic Controller (PLC) akan menguji status/ nilai dari inputnya, dan memberikan respon untuk mengontrol proses atau mesin melalui outputnya. Kombinasi dari data input dan output mengacu kepada program logikanya. Beberapa kombinasi logika digunakan untuk menghasilkan perencanaan kontrol atau program. Perencanaan kontrol/ program disimpan dalam memory, dan pada periode waktu tertentu program tersebut di-scan oleh processor, biasanya menggunakan mikroprocessor, untuk memperhitungkan perintah sequensial. Periode untuk mengevaluasi program dari PLC disebut sebagai “scan time”. Jadi langkah kerja dari PLC yang dilakukan adalah memonitor masukan (variabel keadaan), melakukan evaluasi sesuai dengan hukum-hukum logika kendali yang sudah diprogram, kemudian menghasilkan keluaran kontrol untuk dihubungkan dengan peralatan keluaran dan kemudian berulang sesuai dengan scan time yang ada. Secara skematis dapat dilihat pada Gbr diatas.

Perangkat Keras PLC

Perangkat utama dalam PLC adalah:
Processor
Memory
Input/ Output (Interface)
Power Supply
Baterai Backup
Input diterima dari sensor (misalnya: relay, pulsa, transmitter (untuk signal analog) akan direkam dalam memori, untuk kemudian diproses sesuai dengan program kerja yang telah direncanakan sebelumnya (bekerja sesuai program yang telah dibuat) oleh prosessor, kemudian melalui Output, hasil yang diperoleh adalah perintah ke peralatan keluaran (misalnya: untuk On/Off pompa, untuk On/ Off selenoid Valve).  Skematis sistem pada PLC dapat dilihat pada Gbr dibawah ini:
Pada PLC berskala kecil (PLC mikro), bagian-bagian dari PLC dikonstruksikan pada sebuah papan rangkaian elektronik yang tidak terlalu luas, sedangkan pada PLC yang berskala sedang dan besar, sistem PLC dikonstruksikan dalam bentuk modular. Cara ini sangat memudahkan dalam pengembangan, instalasi, perawatan, serta trouble shooting-nya. Dan dari kapasitas memory, PLC ukuran kecil umumnya mempunyai kapasitas memory yang tidak besar dan tetap, yaitu berkisar antara 300 hingga 1000 instruksi. Dan untuk PLC yang besar ada yang dapat dikembangkan dalam kapasitas memory-nya.

Processor
            Processor yang biasanya dilakukan oleh Central Processing Unit (CPU) (mikroprocessor) pada PLC bertugas melakukan kontrol serta pengawasan terhadap seluruh operasional kerja dari PLC. Termasuk juga melakukan kerja sesuai dengan program kerja yang telah disimpan dalam memori, dan melakukan  transfer informasi melalui internal bus antara CPU (central Processing Unit), memory, dan I/O juga dibawah kontrol CPU. Dan kecepatan/ ritme kerja dari CPU diatur dan dikendalikan oleh suatu generator yang disebut clock diluar dari CPU. Frekuensi dari clock sangat bervariasi tergantung dengan tipe dari CPU yang digunakan. Dan dari clock ini juga dilakukan sinkronisasi kerja dari seluruh elemen dalam sistem PLC.
Mikroprocessor dapat didefinisikan sebagai pengumpul element rangkaian digital yang dihubungkan secara bersamaan untuk membentuk unit pengolah informasi. Pada Gbr block diagram dibawah ditampilkan blok diagram mikroprocessor yang mempunyai lima element yang penting adalah sebuah clock sistem yang berfungsi untuk mensingkonisasi respon dari komponen-komponen sistem, memory program yang digunakan untuk menyimpan program yang akan dieksekusi, memory data digunakan untuk menyimpan data-data proses, I/O port yang digunakan untuk menghubungkan dengan peralatan eksterior, dan Central Processing Unit (CPU) yang digunakan untuk melakukan operasi perhitungan berdasarkan program yang terdapat pada memory program. Sebagai contoh apabila ingin dilakukan penjumlahan dari angka-angka, maka angka-angka akan disimpan dalam memory data, program penjumlahannya disimpan pada memory program, dan proses penjumlahannya dilakukan di CPU dan hasilnya dimasukkan ke memory data. 
 
Blok Diagram M
Memory
            Semua PLC menyimpan program kerjanya dalam suatu memory elektronik (chip memory) untuk keamanan kerja, sering juga dalam PLC terdapat battery back-up yang berfungsi untuk menjaga program kerja yang tersimpan dalam memori (RAM) supaya tidak hilang pada saat terjadi gangguan pada power supply.
            Elemen-elemen memory menyimpan bagian-bagian data yang disebut bit. Setiap bit mempunyai dua kemungkinan keadaan, yaitu 1 atau 0, ON atau OFF, Benar atau Salah dan sebagainya. Unit memory biasanya disimpan dalam bentuk IC (Integrated Circuit) yang berjumlah dalam ribuan byte (1 byte=8 bit) yang disingkat K, dimana 1Kbyte = 1024 Byte. Dan setiap produk dari suatu perusahaan biasanya mempunyai spesifikasi jumlah memory sendiri-sendiri. Memory dapat diklasifikasikan dalam dua tipe, yaitu volatile dan nonvolatile memory.
- Volatile Memory
Volatile memory adalah suatu memory yang datanya akan hilang apabila semua power supply operasinya mati/ lost, sebagai contohnya adalah RAM (Random Access Memory). Tetapi volatile memory sangat mudah dalam memasukkan dan mengganti program/ datanya. Oleh karena itu pada kebanyakkan PLC menggunakan memory ini dan untuk keamanan datanya digunakan baterai back-up, yang berfungsi untuk mensupply power ke memory apabila power induk gagal/ mati. Dan baterai yang digunakan biasanya bertipe rechargeable, jadi apabila power induk pada posisi normal baterai tersebut dapat di-charge kembali.
Pada PLC, memory yang sering dilakukan perubahan, yang berupa volatile memory terbagi menjadi dua, yaitu program memory dan data memory. Program memory digunakan untuk menyimpan program kerja, yaitu berupa program pengendalian. Dan data memory diperlukan untuk menyimpan data dan status Input/ Output (Interfacing Information), menyimpan data/ informasi untuk fungsi-fungsi internal (timer, Counter, dll). Data memory karena digunakan untuk berbagai data, maka data memory tersebut sebenarnya masih terbagi dalam berbagai tipe-tipe data.

-  Non Volatile Memory
Non volatile memory akan menjaga isi program bahkan apabila semua operating powernya hilang, dan pada hampir semua kasus memory tersebut tidak dapat diubah, ini merupakan memory yang mengontrol sistem pengoperasian PLC. Yang termasuk Non volatile memory adalah Read Only Memory (ROM), Programmable ROM (PROM), Erasable Programmable ROM (EPROM), dan Electrically Erasable ROM (EEROM)

Peta Memory (Memory Map)
Pada PLC terdapat peta memory (memory map), yaitu berupa susunan memory pada PLC. Peta memory ini digunakan untuk menampilkan lokasi dari sistem memory dan memory aplikasi. Contoh dari peta memory dapat dilihat pada Gbr peta memory, yang terdiri dari: executive, processor work area, input/ output table, data table, dan user program. Biasanya programmer tidak dapat mengakses executive dan processor work area, memory ini disebut memory sistem. Dan data table, user program dan input/ output image table digunakan oleh programmer untuk merancang system pengendalian. Oleh karena itu memory ini disebut sebagai memory aplikasi (application memory). Dan memory pada PLC, sebenarnya dapat dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu: sistem memory, aplikasi memory, dan tabel input/ output.
 Contoh Peta Memory

Memory Aplikasi menyimpan instruksi-instruksi program pengendalian dan data-data  I/O yang digunakan CPU untuk melakukan fungsi pengendalian. Contoh dari memory aplikasi dapat dilihat pada Gbr peta memori dibawah. Memory aplikasi dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu data table dan user program. Semua data tersimpan dalam data table dan untuk instruksi programnya disimpan dalam user program. 

 Contoh dari Peta Memory Aplikasi

Data table terbagi dalam empat area, yaitu: data storage register, input image table, output image table, dan internal storage bits.
Data storage Register, biasanya terdiri dari tiga tipe data, yaitu input register, holding register, dan output register. Input register akan digunakan untuk menyimpan data-data analog dari lapangan yang telah diubah menjadi data digital atau data-data digital (bukan data diskret) yang berasal dari luar. holding register digunakan untuk menyimpan nilai-nilai variabel yang dibangkitkan oleh instruksi-instruksi program, yaitu seperti dari timer, counter. Dan output register digunakan untuk menyimpan signal analog atau signal digital yang akan dikeluarkan oleh PLC. Signal tersebut dapat dikirim ke analog meter, control valve, atau tampilan LED alphanumeric.
Input Image Table digunakan untuk menyimpan input dari lapangan/ field yang berupa status dari input diskret. Jadi tabel ini berhubungan dengan modul diskret input. Jika input dari lapangan ON, maka tabel yang berhubungan dengan input tersebut akan ON (1) dan jika inputnya menjadi OFF, maka tabel tersebut akan OFF (0). Tabel ini akan selalu melihat kondisi di lapangan, sehingga apabila kondisi di lapangan berubah, maka data pada tabel tersebut juga berubah.
Output Image Table digunakan untuk menyimpan keluaran dari signal diskret, yang akan dikirim ke output diskret, yaitu berupa modul output diskret. Harga-harga pada Output Image Table ditentukan dari hasil perhitungan yang dilakukan pada CPU (Central Processing Unit) berdasarkan pada program yang ada dan data-data dari bagian inputnya.
Internal Storage Bits juga disebut internal output, internal coil, atau internal control bit. Internal storage bit digunakan untuk menyimpan data output yang tidak dikeluarkan ke lapangan tetapi digunakan untuk kepentingan pemrograman.
Peta memory ini untuk setiap produk PLC tidak sama, yaitu dari pembagiannya dan pemberian nama-nama area. Tetapi semua peta memory mempunyai fungsi yang sama, yaitu memetakan memory kedalam area-area, sehingga akan dapat mempermudah dalam identifikasi data-data pada PLC (terutama untuk input dan output).

Input/ Output
            Pada umumnya PLC bekerja dengan informasi data dan keluarannya yang dinyatakan dalam bentuk tegangan listrik, arus listrik, dan saklar (switch). Dan signal (isyarat) yang digunakan dapat berbentuk signal disket dan analog. Dan untuk tegangan dan arus listrik yang digunakan pada PLC cukup bervariasi tergantung keperluan dari user. Bagian Input/ Output dimaksudkan bekerja sebagai ‘interface’, yaitu untuk menghubungkan instrument di lapangan dengan PLC. Contoh rangkaian internal untuk interface input & output diskret dapat dilihat pada Gbr berikut

 
Modul Diskret Input (120 Volt AC Isolated Input Module - IC693MDL230)
 
Modul Diskret Input
(24 Volt AC/DC Pos/Neg Logic Input Module - IC693MDL241)

Untuk blok diagram dari input & output analog dapat dilihat pada Gbr dibawah


dan untuk contoh rangkaian internal untuk interface input & output analog dapat dlihat pada Gbr gbr dibawah ini



 to be continue

Tuesday, June 7, 2011

PLC dan DCS

Dalam berbagai artikel dikatakan bahwa PLC dan DCS mempunyai fungsi yang sama. Saat ini perbedaan DCS dan PLC telah kabur karena masing-masing telah saling mengambil peran. PLC mengambil sebagian peran DCS dan sebaliknya.
Ini sangat berbeda dengan yang dipahami selama ini bahwa :
·           DCS (Distributed Control System) sesuai dengan namanya adalah sebuah SISTEM PENGONTROLAN yang bekerja menggunakan beberapa controller dan mengkoordinasikan kerja semua controller tersebut. Masing-masing controller tersebut menangani sebuah plant yang terpisah. Controller yang dimaksud tersebut adalah PLC.
·           Sedangkan PLC (Programmable Logic Controller) sesuai dengan namanya adalah sebuah CONTROLLER yang dapat deprogram kembali. Jika PLC hanya berdiri sendiri dan tidak digabungkan dengan PLC yang lain, SISTEM pengontrolannya dinamakan DDC.
Jadi, PLC adalah sub sistem dari sebuah sistem besar yang bernama DCS. Yang sejajar dalam hal ini adalah DDC dengan DCS dan FF, serta PLC dengan SLC, Microcontroller, dan sebagainya.

Benarkah demikian?
Perkembangan awal PLC, difungsikan lebih ke logic Control (Discrete Input/Output). Tapi Sekarang, PLC sudah mengakomodasi bukan hanya discrete Input/Output, didalamnya sudah dapat menerima signal dari Thermocouple, RTD, Load Cell, dan sebagainya langsung ke I/O PLC.
Mungkin ini yang menjadi “kabur”, dimana fungsi-fungsi tersebut sebelumnya dipegang oleh DCS, sekarang dengan PLC saja sudah bisa.
PLC pada dasarnya hanya pengontrol logika yang dapat diprogram. Walaupun pada perkembangannya PLC sudah dilengkapi analog signal, kemampuan aritmatiknya sangat terbatas dibanding dengan DCS.
Sedangkan DCS, Sistem Pengendali terdistribusi Penekanannya ada di 3D-nya, yaitu DISTRIBUSI tiga hal : Distribusi Resiko kegagalan, Distribusi lokasi dan Distribusi Pengendalian dan Man Power.
Secara tradisional, memang benar bahwa DCS lebih lambat responnya dibanding PLC. Karena memang untuk regulatory control tidak perlu respon yang terlalu cepat karena kalau gagal masih ada safety shutdown system. Satu (1) second overall masih cukup untuk hampir semua aplikasi. Berbeda dengan safety application yang sering merupakan ladang PLC.
Sekarang, kelihatannya sudah berbeda karena hardware dari yang secara tradisional DCS vendor makin “seperti PLC”.
Ada yang mengatakan, “PLC itu Install and Forget it”, kalau DCS kebalikannya, karena lebih bersifat kompleks dan perlu monitoring.
Kalau dilihat dari kompleksitas sistemnya, tergantung bagaimana konfigurasi sistem yang dipasang. Shutdown System Plant dengan menggunakan PLC-based juga bisa sangat kompleks, jauh lebih kompleks dibanding dengan DCS. Kalau tidak, mengapa para ahli sedemikian peduli sampai mengeluarkan IEC-61508, IEC-61511, IEC-62601 dan sebagainya.
PLC terbaru saat ini sudah sanggup untuk mengolah sejumlah besar informasi secara real time karena sudah memiliki RAM antara 2 – 6 MB, memiliki konektivitas dengan Ethernet dan dapat diprogram dalam bentuk teks terstruktur maupun ladder logic, dan dilengkapi dengan Human Machine Interface, HMI (misalnya Rockwell RSView), yang memungkinkan diadopsinya aplikasi Visual Basic, Hysys dan aplikasi lainnya.
Perbedaan PLC dan DCS sekarang sudah tidak ada lagi, karena perkembangan teknologi yang sudah maju.. dimana PLC sudah banyak yang berperan sebagai DCS, malah lebih dari itu PLC bisa berperan seperti SAP…!
PLC seringkali dipakai untuk safety system (trip system dari suatu equipment). Walaupun di DCS ada fasilitas LOGIC maupun sequence, kebanyakan untuk trip system, sinyal tripnya tetap diumpankan ke PLC, misalnya alarm Low Level dari level steam drum sinyalnya diumpankan ke PLC untuk men-TRIP-kan Boiler.
Jadi perbedaan PLC ama DCS terletak pada kecepatan responnya.
Dari studi kasus, DCS bisa diganti dengan sistem PLC+MMI. Tapi biasanya, kalau di perusahaan modern ada dua sistem DCS dan PLC. PLC untuk Fire/gas dan Shutdown System, DCS untuk Continuous Control. Juga banyak aplikasi yang lainnya, seperti spesifik kontrol untuk Compresor/turbin, Vibration Monitoring, Flow Computer System, Optimization,dan lain-lain. Dan semua apikasi itu bisa disambungkan ke DCS. DCS bisa memonitor semua sistem yang ada (PLC+MMI, flow computer, turbin control, optimization software, dan lain-lain). Mungkin sebenarnya bisa aja ditangani oleh satu DCS saja atau PLC+MMI saja. Tetapi di perusahaan modern dibuat banyak sistem, salah satu alasannya untuk redundancy, kalau memakai satu sistem saja sekali mati, mati semua plantnya. Tetapi, kalau di industri makanan, mungkin cukup PLC+MMI saja, karena lebih murah daripada membeli DCS yang mahal.
Pendapat lainnnya mengatakan bahwa PLC tidak sama dengan DCS, PLC bukan sub sistem DCS dan DCS bukan PLC yang dibesarkan.
Bila dilihat dari awal terbentuknya kedua perangkat itu, PLC dibuat untuk menggantikan Relay Logic yang berfungsi sebagai shutdown system. DCS dibuat untuk menggantikan Controller (single Loop, multi loop, close loop, open loop, etc), yang mengendalikan jalannya Proses (Proses Control). Proses Controller tentu tidak sama dengan Logic Controller, dan jangan dipisahkan, karena akan berbeda maknanya.
Dalam aplikasinyapun begitu. Maukah jika pada sistem pengaman (ESD/PLC) kita terjadi kegagalan, maka semua Control Process menjadi Uncontrol, karena PLC digunakan sebagai System Control..?? Atau sebaliknya, kita sudah tidak memiliki sistem pengaman (ESD/PLC), ketika Sistem Control terhadap proses (DCS) terjadi kegagalan, karena DCS juga digunakan sebagai ESD..???. Lebih jelas lagi jika kita melihat “kewajaran” peruntukannya kedua sistem tersebut. PLC “wajar/layak” digunakan untuk sistem pengaman (ESD) kompresor, pompa, turbin, heater, boiler, dan “Equipment Proses” yang lain. Sementara DCS, kewajaran peruntukannya adalah sistem “Pengendalian / Control”. Pengendalian terhadap perubahan level, flow, press, dan “Variable Proses” yang lain.
Pada pengembangannya, PLC mulai menggunakan “Analog Input”. Input dari Transmitter atau Thermocouple. Tapi coba kita lihat ke Software pemrograman logic. Semua Analog input akan diubah menjadi Digital dan kembali menjadi parameter digital pada fungsi Logic yang digunakan. Kalaulah PLC kemudian memiliki fungsi PID Controller, lebih cenderung diperuntukan ke sistem dimana ESD dan proses control merupakan satu kesatuan Sequence yang tidak bisa dipisah. Misalnya Turbo Machinery Control.
Tetapi kalau Aplikasi Anti surge, bukanlah ESD, dan lebih cenderung ke fungsi Control (bukan Logic). Bisa dilihat dari kasus sebagai berikut yang mungkin akan lebih terlihat dimana PLC dan DCS wajar diaplikasikan.
Pada sebuah kompresor yang menggunakan sistem Auto Start untuk Pompa Lube Oil (L.O). Pompa yang normal beroperasi adalah Pompa Turbine (PT) dan Stand by adalah Pompa Motor (PM). Jika Press L.O. turun karena sesuatu hal misalnya PT Trip, setelah mencapai setting Press PM akan Auto Start. Penggunaan Sensor Press L.O. berupa Electronic Smart Pressure Transmitter dan Press.Trans. menjadi Analog input di PLC.
Kejadiannya adalah : Saat PT Trip, PM terlambat Start dan kompresor Trip, karena turunnya press sangat cepat dibawah satu (1) detik. Setelah dilihat terjadi keterlambatan respon pada Press.transmitter, walaupun damping sudah minimum. Ternyata memang semua peralatan berbasis microprocessor itu akan memiliki Dead Time (juga dikatakan di Manual Book). Untuk mengatasinya kembali digunakan Pressure Switch untuk sistem Auto Start L.O. (sesuai desain awal). Apakah ada standard yang mengatakan sensor dari Sistem Logic ESD harus menggunakan Switch..??? Alangkah terlambat lagi jika input PLC berasal dari DCS.


Dari cerita di atas, apakah kita akan menggukan DCS untuk fungsi PLC dan PLC untuk DCS..?
Membicarakan mengenai beda antara PLC dan DCS selalu saja akan campur aduk kalau tidak di set dari awal kerangka berbicaranya pada tataran definisi atau realitas/kemampuan hardware software architecture-nya dalam mengerjakan tugas tertentu.
Kalau berdasarkan definisinya, maka :
PLC = Programmable Logic Controller
PLC secara definisi adalah sebuah controller (processor) yang bisa diprogram (programmable) yang fungsinya adalah menjalankan (execute) fungsi-fungsi logic. Logic yang dimaksud di sini, melihat pada sejarah awal dibuatnya, adalah discrete/sequence function yang biasanya ditangani oleh relay. Dari awalnya para vendor yang mengusung nama PLC memang bergerak di bisnis discrete/sequence control.
DCS = Distributed Control System
Apapun system control yang terdistribusi (Sebagai lawan dari DDC = direct digital control) dikategorikan sebagai DCS. Pada DDC seluruh control dilakukan dalam central processor sehingga apabila dia kegagalan, seluruh control plant akan ikut gagal. DDC, digunakan hampir, kalau tidak bisa disebut keseluruhannya sebagai Regulatory Control. Dan dari awalnya vendor-vendor yang mengusung nama DCS memang menggunakan produknya sebagai regulatory control.
Celakanya, para vendor yang ada pada masing-masing kubu ini mulai saling berebut pasar (terutama vendor yang dulunya mengaku vendor PLC). Ini disebabkan karena kemampuan processor/CPU dan juga memori yang makin cepat dan harganya juga makin murah.
Mereka mulai “mengkhianati” dan mulailah ada cross application. Vendor yang dulunya mengusung nama PLC sudah mulai memasuki arena regulatory control karena mereka mulai pede dengan barang mereka. Demikian pula Vendor yang dulunya mengusung nama DCS mulai tertarik memasuki arena discrete karena dari segi hardware saat ini sudah memungkinkan processor-nya punya execution time yang cepat sehingga pasar dicrete sudah bisa dimasuki.
Dengan begitu, kalau melihat pada menyataan kemampuan architecture barang yang dimiliki masing-masing, maka pengertian PLC dan DCS sudah mulai kabur. Maka kalau standard mengatakannya adalah “Programmable Electronic”. Anything programmable and its electronic based device.
Khusus mengenai dikotomi switch dan transmitter, spesifikasi response transmitter yang response timenya (include dead time) adalah 100 ~ 500 miliseconds. Dead timenya sendiri 40 ~ 100 miliseconds. Standard tidak menyarankan mana yang lebih baik dipakai karena kedua-duanya sama baiknya tergantung aplikasinya (bahkan akibat kemampuan transmitter yang bisa dipakai untuk check trend data analog, maka pemakaian transmitter makin popular.
Kalau terdapat masalah dengan transmitter jangan langsung ambil kesimpulan bahwa switch lebih baik daripada transmitter. Jangan-jangan transmitternya model kuno, atau salah pasang setting sehingga backup pump terlambat jalan. Untuk pompa berapa kecepatan respon pompanya sendiri yang notabene mechanical ??? Penentuan settingnya lebih krusial daripada mempermasalahkan switch atau transmitter.
Dalam teori, controller sebuah safety control disarankan terpisah dari controller process control. Namun, hal ini bukanlah sebuah kemutlakan yang harus diikuti. Terkadang sebuah process control tidak bisa dipisahkan dengan safety control. Contoh : pada sebuah test station onshore, ESD adalah process control itu sendiri termasuk sistem alarmnya. Interlocking system yang berfungsi mengidentifikasi dan menindaklanjuti alarm-alarm kritikal semisal HHLL pada vessel juga adalah bagian dari process control. Artikel yang dimaksud di atas lebih tepat mengatakan bahwa “DCS dan PLC mempunyai banyak fungsionalitas yang sama”. Kalau dikatakan bahwa “DCS dan PLC mempunyai fungsi yang sama”, dapat diartikan bahwa seluruh functionality DCS dan PLC sama, padahal masih ada banyak fungsionalitas yang tidak sama antara DCS dan PLC.
Perbedaan fungsionalitas tersebut juga berarti bahwa DCS dan PLC tidak bisa di-implementasikan pada aplikasi yang sama. Misalnya untuk sebuah large chemical plant, tetap diperlukan kedua sistem DCS dan PLC, masing-masing untuk aplikasi sesuai dengan rancang bangun atau kegunaan dari sistem (DCS atau PLC).
·           DCS bukanlah PLC yang besar. Kita bisa mempunyai DCS dengan 300 I/O dan 2 Processor Module, dan PLC dengan 8000 I/O dengan satu atau dua Processor Module; System Architecture DCS dan PLC berbeda.
·           DCS juga bukan PLC-PLC yang terintegrasi menjadi satu system besar. Kata “Controller” pada PLC lebih ditujukan sebagai “Logic Controller”, sedangkan pada DCS lebih ditujukan sebagai “Process Controller”.
·           Baik DCS maupun PLC adalah configurable dan reconfigurable.
·           DDC dan PLC digabung ataupun tidak adalah dua system yang berbeda
·           Kita tidak bisa menyejajarkan sistem yang berbeda-beda; sedangkan untuk sistem yang sama pun (sesama DCS atau sesama PLC) tidaklah mudah untuk menyejajarkan satu dengan yang lain.
Tetapi memanglah demikian adanya. Topik ini adalah topik klasik yang sering dibicarakan dalam berbagai technical forum, tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara internasional, dan tetap tidak membuahkan konklusi. Yang penting kita gunakan sistem yang sesuai dengan kegunaan.

Sunday, June 5, 2011

INSTRUMENT QUESTIONAIRE

Name three devices for measuring:
FLOW: Rotameter, Turbine meter, Vortex meter.
LEVEL: Level Troll, Displacer, Delta P Transmitter.
TEMPERATURE: Thermocouple, RTD, Thermistor.
What are these?
·         TYPE J THERMOCOUPLE: Iron Constantan.
·         TYPES THERMOCOUPLE: J, T, K.
·         TYPE T : -200 ~ 400ºC.
·         PT 100 : RTD
What is PT 100 in RTD?
100 Ώ = 0ºC. And 138.5 Ώ = 100ºC.
4. What is burn out protection?
It is protection component from short circuit.
What is thermo well?
It is for protection temperature sensor or element sensor, as like T/C or RTD.
Capillary type temperature instruments come under which category of measurement?
Is Temperature measurement (gas actuated).
What are the different types of flow measuring primary devices?
· Orifice plate.
· Venture tube.
· Anubar.
What is intrinsic safety?
Involves making electrical equipment safe for hazardous areas by limiting the available energy to a level too low for flammable mixture to ignite.
How is intrinsic safety achieved?
By installed safety barriers.
What is division II area?
Normally non hazardous area but my become hazardous under abnormal circumstances such as equipment failure.
What are the various types of fire and gas detectors used in industry?
Fire : UV (ultra violet) / IR (infra red).
Gas : Catalityc, IR ( Infra red ).
What is the unit used to measure level of flammable gas in a area?
Percentage.
Unit of measurement for toxic gases?
PPM (part per million).
Why valve positioner is used in control valves?
a. For positioning action of control valves
b. For making fast action of control valves
c. To change direction control valve, such as reverse or direct.
d. For making linier action of control valves
What is a fast loop in an analyzer sampling system?
For fasting process the sample catching comes in to the Gas Chromatograph (GC).
What are different types of detectors used in gas chromatograph?
T C D : Thermal Conductivity detector
F I D : Flame Ionization Detector
What does :
i. One bar equal in PSI?
14.2 PSI
ii. One PSI equal in inches of water?
0,254? H20
iii. PSI stand for?
Pound per Squares Inch
When referring to 3 type controllers, what do letters P.I.D stand for?
P = Proportional (Gain). Reduce oscillation.
I = Integral (Reset). Reduce deviation.
D = Derivative (used in the temperature controller, function is reduced the time lag).
What is the standard out put range of a :
1. PNEUMATIC TRANSMITTER : 3 ~ 15 PSI or 0.2 ~ 1 Kg/cm².
2. ELECTRONIC TRANSMITTER : 4 ~ 20 mA or 1 ~ 5 Vdc.
Write OHMS law?
· R = E / I
What is closed loop?
1. Output controlled by feed back.
2. Is a system in which all control system where controlled by instrumentation.
What are the different types of controls commonly used?
3. Process Control.
4. Sequential Control.
23. Give an example of cascade control?
a. Level and Flow.
b. Level and Temperature.
What is feed forward control?
5. Input is equal with output and no need feed back for correction.
6. Is a system in which balance between supply and demand is achieved by measuring load and demand potential and then use this information to govern supply.
Example: TEMPERATURE RECORDER. Or HEAT EXCHANGER SYSTEM.
25. How does displacement level instrument work?
· Base on Archimedes principle that is a body immersed in a liquid will be buoyancy forces equal to the liquid displaced.
26. What is the important component of level troll?
· Floater.
· Displacer.
27. What are the different types of element used for pressure measurement?
· Bourdon Tube.
· Bellows.
28. What is LVDT and what is used for?
· Linear Variable Differential Transformer.
· It is used for Level Measurement.
29. What is GC? Where it is used?
· GC = Gas Chromatograph.
· There are used in the gas industry as like LNG, GTL or LPG plant.
30. What are the major components of a GC?
· Column.
· Heater.
· Valve.
· Detector.
31. What are the major components of a Turbine?
· Rotor.
· Governor.
· Impeller.
32. What is the fuel valve in a turbine called?
· TTV = trip Trotel Valve.
33. What are the major controls in a Gas Turbine?
· Ignition Control.
· Temperature Control.
34. What are two shaft machines?
35. How is the exhaust temperature in turbine measured?
· Used RTD or Thermocouple.
36. What are the types of level instrumentation used for closed tank level measurement?
· Differential Pressure.
· Displacer.
· Capacitance.
· Conductance.
· Ultrasonic.
37. What are proximity transducer system and its components?
· Used EDDY CURRENT principle to measure the distance from the probe to the surface of the shaft.
· Components are: - PROXIMITOR.
- PROBE.
- EXTENSION CABLE.
38. What does proximity do and its voltage level?
· This accomplished by the generation of small radio frequency (RF) in the proximitor, RF signal surrounding the probe tip (coil) is used to measure the probe tip to target average (DC) gap voltage utilizing the eddy current.
· Voltage level normally is -18 VDC or -24 VDC, depend on the proximitor type.
39. What is gap voltage?
· It is distance from the probe tip to the target surface, measure gap of target.
40. What is this gate called?
· NAND GATE = NOR AND GATE.
· XOR GATE = EXCLUSIVE OR GATE
41. What neither is the truth table of NOR gate?
A
B
C
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
0

42. In electronics, what do these stands for?
· BCD = BINARY CODE DECIMAL.
· DAC = DIGITAL ANALOGUE CONVERTER.
· ADC = ANALOGUE DIGITAL CONVERTER.
· PCM = PULSE MODE MODULATION.
43. SCADA = Supervisory Control And Data Acquisition.
44. RTU = Remote Telemetry Unit.
45. MODEM= Modular Demodular.
46. DAM = Digital Analogue Module.
47. Major component of SCADA are:
· RTU, DCS, ANALYZERS, RADIO LINK, FIBRE OPTIC LINK, OPERATING INTERFACE, and EVENT LOGGER.
What is thermocouple?
· A pair of different conductor joined so as to produce a thermoelectric effect (in mV) depend on temperature.
How many type cage plug valves?
· a. Linear.
· b. Quick opening.
· c. Equal percentage.
How many type control valves?
· Butterfly.
· Globe valve.
· Ball valve.
What are cavitations?
It is a bubbling happens on the valve and can make damage.
Please explain about 2 of 3 with drawing?
Please explain about interlock system?

jam kerja

jam kerja
bekerja sambil belajar

Total Pageviews